Home > Kesehatan, Kesehatan Jiwa > Terjadi Perang Candu di Indonesia

Terjadi Perang Candu di Indonesia

smoking.jpgsmoking.jpgsmoking.jpg

Menarik sekali, membaca tulisan Pak Kartono Muhammad, mantan Ketua Umum PB IDI, berjudul Perang Candu Episode Keempat (Kompas, 3 November 2007). Karena ternyata yang dimaksud dengan judul itu adalah rokok. Dan lagi-lagi menyangkut, Indonesia.

Perang Candu Pertama terjadi ketika Inggris mengalami kewalahan dalam neraca perdagangan dengan Cina. Inggris membeli teh dan sutera dengan cara harus dibayar tunai sebaliknya Cina tidak membutuhkan barang apapun dari Inggris. Maka Inggris menggunakan siasat memperkenalkan candu kepada rakyat Cina dan akhirnya ketagihan. Mengetahui efek Candu, maka kaisar Cina menutup perdagangan dengan Inggris maka terjadilah perang.

Perang Candu Kedua terjadi ketika negara Perancis, Amerika dan Rusia meniru gaya Inggris yang memperlemah rakyat Cina dengan ketergantungan dan ketagihan terhadap Candu. Lagi-lagi perang terjadi karena Candu.

Perang Candu Ketiga meletus di Vietnam. Strategi vietkong untuk memperlemah tentara Amerika Serikat adalah memperkenalkannya dengan candu dan ganja. Maka berangsur-angsur moral tentara AS melemah dan akhirnya kalah dalam perang Vietnam.

Perang Candu Keempat terjadi bukan hanya dilakukan terhadap candu (morfin) tetapi juga zat-zat yang dapat menimbulkan kecanduan. Caranya pun lebih halus yang sehingga pemerintah di Negara sasaran tidak merasa dikendalikan bahkan ikut kecanduan dari hasil perdagangan zat tersebut. Malah diperdagangkan secara legal. Yaitu tembakau.

Tembakau atau rokok membuat ketagihan bagi para penikmatnya. Juga diketahui, kecanduan rokok merupakan pintu masuk kecanduan narkoba. Kini banyak negara penghasil rokok, AS misalnya, melakukan pembatasan dengan ketat terhadap perdagangan rokok terutama anak-anak. Mereka mendorong agar produk rokok diekspor ke negara-negara yang tidak menyadari bahaya rokok terutama generasi mudanya.

Ternyata, Indonesia adalah Negara penghasil tembakau dan rokok yang ingin menjadikan industri rokok sebagai industri unggulannya. Pemerintah tidak mau menaikkan cukai rokok tetapi memilih meningkatkan jumlah produksi rokok agar rokok menjadi murah dan orang miskin bisa membelinya. Makin banyak rakyat miskin lebih memilih membeli rokok untuk memenuhi rasa kecanduannya daripada membeli telur untuk kebutuhan protein anaknya.

Mungkin kita akan kalah dalam “Perang Candu” ini, akibat Pemerintah bukan karena tekanan negara lain. Pemilik pabrik rokok akan makin kaya dari orang miskin yang kecanduan rokok. Asal tahu saja, tiga dari lima orang terkaya di Indonesia adalah pemilik pabrik rokok. Yah!

Categories: Kesehatan, Kesehatan Jiwa
  1. oom
    November 28, 2007 at 11:55 pm

    thanks info candunya, sangat menarik 🙂

  2. oom
    November 28, 2007 at 11:58 pm

    thanks info candunya sangat bermanfaat 🙂

  3. Anton
    February 11, 2008 at 1:20 am

    Kalo kita menyalahkan atau menyuruh mengurangi produksi rokok, ibarat menyuruh anak kcil memuntahkan permen manis. Knapa anda yg nb dokter gak ikut andil dlm perang ?
    Mereka ajak kita perang dgn jualan rokok, knapa kita tdk melawan dgn obat yg bisa menghentikan kbiasaan merokok ?

  4. Anton
    February 11, 2008 at 1:26 am

    7 orang dari 10 orang kalo di tanya akan jawab, ‘saya ingin sekali berhenti merokok tapi tidak bisa, adakah obat yg bikin berhenti merokok ?’
    Nah kita sudah punya modal 7 dari 10 orang perokok termasuk saya. Sekarang peran anda buktikan ! Buat obat untuk bisa berhenti merokok. Jangan cuma koar koar cari nama. Bikin solusi !

  5. Anton
    February 11, 2008 at 1:36 am

    pernah malingsia membuat obat untuk menetralisir efek nikotin diubah jadi semacam karbohidrat, obat itu di usapkan di ujung rokok yg tersulut api. Tp hal itu tdk menyembuhkan hanya sdikit mengurangi efek.
    Beberapa lalu produsen obat (kalo tidak salah) Pharos mengaku punya obat menghentikan rokok tp ternyata blm ada di pasaran.
    MARI KITA PERANG ROKOK Dengan OBAT ANTI MEROKOK.

    http://www.joker_anton@yahoo.co.id

  1. No trackbacks yet.

Leave a comment